Perjalanan ke Semarang jilid dua ini sebenarnya berlangsung tahun lalu yang belum sempat saya tuliskan di blog ini. Berhubung ini Agustus, dimana di bulan ini adalah hari kemerdekaan Indonesia, maka kali ini saya mau menulis cerita perjalanan saya di Indonesia negeri tercinta. Perjalanan ke Semarang saya kali ini tentu saja mendatangi destinasi yang berbeda dengan perjalanan saya ke Semarang sebelumnya.
Jika perjalanan saya sebelumnya, kami menggunakan kendaraan mobil yang disupiri Zaki, kami ke tempat-tempat wajib di Kota Semarang, yang bisa kamu baca cerita lengkapnya di :
Semarang (Edisi : Simpang Lima dan Kucing Lawang Sewu)
Kulineran wajib di Semarang kayak di cerita ini :Nostalgia Masakan Simbah, Mencicipi Sayur Mangut (kuliner khas Semarang)
Kemudian sebelum kembali ke Jakarta, waktu itu kami menyempatkan diri menikmati kota tua dan bertemu Ibu-ibu hebat di sana juga mampir ke Mesjid Agung Jawa Tengah. Bisa baca di : Sebuah Cerita tentang Ibu-ibu Hebat di Kota Tua dan Megahnya Mesjid Agung Jawa Tengah (Masih di Semarang)
Perjalanan kami kali ini kami memilih naik pesawat, karena dalam rangka menemani Zaki yang business trip dan saya yang menghabiskan cuti tahunan. Waktu itu, berhubung ini kali kedua, saya sama sekali tidak punya rencana muluk-muluk di Semarang. Malah waktu itu rencananya saya mau puas-puasin staycation aja di hotel yang tentunya agak lumayan bagus dan berjudul gratisan. Hehehehe.
Menikmati Hotel
Hari pertama kami tiba siang menjelang sore, jadi ya sampai hotel tidur siang, nonton tv, dan pokoknya goler-goler di tempat tidur ajah. Oh iya, kali ini kami menginap di Hotel Louise Kienne tidak jauh dari Simpang Lima. Meski hotel bintang lima, tapi kamar hotelnya jauh dari harapan kami. Kecil, sempit, dan semuanya menurut kami standar. Tapi ya sudahlah ya, masih untung dibayarin. Memang sih, melihat bentuk hotelnya, ini hotel sepertinya di setting untuk apartemen, jadi gak ada artistik-artistiknya banget.
Ruang makan kecil, sempit dan menu yang jauh dari harapan menu hotel bintang lima. Pengalaman yah bu…


Sorenya kami lagi-lagi gak mau rugi. Menikmati fasilitas hotel dengan fitness dan besok paginya berenang cantik dengan pemandangan keren. Nah kali ini bolehlah hotel ini menang dikit. Kolam renangnya di lantai atas dan bisa memandang pemandangan Simpang Lima dan Kota Semarang.


Makan Malam di Restoran Hits Koeno Koeni
Resto ini berkonsep resto dan galeri. Sambil menikmati makanan, pengunjung bisa asyik menikmati koleksi benda-benda seni sang mepunya resto, Bos Jamu Sido Muncul. Menunya bagaimana? Menunya beragam dari khas Indonesia sampai Western. Ada pojok jamu juga loh.
Menariknya pengunjung bisa foto-foto di museum yang terbilang cukup instagram genic ini. Rasa makanannya, lumayan. Harga memang agak mahal, tapi sepadan dengan pengalaman mata dan rasa yang di dapatkan. Belum lagi restoran ini terletak di dataran yang agak tinggi. Sehingga kami bisa menikmati lampu-lampu yang menghiasi Kota Semarang.




Museum Kereta Api di Ambarawa
Hari ketiga, urusan pekerjaan Zaki selesai. Akhirnya saya yang memang gak betah banget di hotel doang ketika berada jauh dari rumah, googling-googling enaknya kemana ya di Semarang ini. Ketemu deh tempat yang seru, meski agak jauh sedikit dari Semarang yaitu Museum Kereta Api di Ambarawa. Perjalanan Semarang ke Ambarawa memakan waktu dua jam dengan mobil rental. Kalau mau naik umum ada kok bus dari terminal. Mungkin agak lama karena menaikan dan menurunkan penumpang di jalan.
Berhubung kami datang di hari kerja, jadi museumnya sepi, dan sayangnya kereta api uap tidak dioperasikan. Ya, kereta uap hanya dioperasikan di weekend, atau kalau kita sudah pesan untuk rombongan misalnya. Ya udah gak papah. Besok lagi. Enaknya kan bisa puas foto-foto dan ya kami puas sekali. Tempatnya keren banget. Cocok untuk wisata edukasi dan sejarah buat anak-anak juga menyenangkan melihat kereta api tua.







Candi Gedong Songo di Bandungan Kabupaten Semarang
Puas lihat kereta api, kami menuju Candi Gedong Songo yang memakan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Ambarawa. Letaknya yang memang sudah di dataran tinggi, membuat udara di sana sejuk dan cuaca siang itu agak mendung. Awan tebal menyelimuti langit. Seperti akan turun hujan.
Candi gedong Songo adalah sebuah komplek candi yang konon terdiri atas sembilan sesuai namanya (bahasa jawa Songo artinya sembilan). Meski demikian, baru ditemukan lima buah candi. Kemungkinan sisanya sudah hancur karena bencana lama.

Candi Gedong Sono terletak terpisah-pisah antara candi yang satu dengan yang lain dan agak berjarak lumayan (kalau jalan kaki) apalagi medan yang menanjak. Kalau capek bisa naik kuda kok yang harganya dari bawah sampai candi kelima seratus ribu rupiah. Saya yang berprinsip irit tentu gak mau naik kuda dong, dan Zaki manyun, soalnya dia kepengen banget naik kuda. Hahahaha… Hitung-hitung olahraga lah ya, masih muda juga. Padahal sampai hotel kami balurin betis dengan counterpain. Wkwkwkwk.




Benar saja, begitu tiba di candi keempat, dan candi kelima sudah tertutup kabut, kami memutuskan untuk kembali karena hujan kemudian turun dengan lebatnya. Sebagai pejalan yang well prepared tentu saja kami bawa payung dong.
Oh iyah, ada cerita lucu. Berhubung ke Semarang masih dalam rangka kerja (Zaki) dia bawa laptop dong kemana-mana, takut-takut si Bos nyuruh apa gitu. Laptop yang 14 inch yang merupakan properti kantor tentu saja dibawa dari pada menanggung resiko laptop hilang kalau ditinggal di mobil. Kebayang dong, jalan nanjak, sambil membawa laptop yang beratnya kira-kira 7 kg. Hahahahha. Maaf saya ketawa. Sumpah itu berat Jendral.

Ngopi-ngopi Cantik di Umbul Sido Mukti
Nama Umbul Sido Mukti sendiri yang terkenal sebenarnya adalah sebuah tempat wisata kolam renang dari sumber mata air pegunungan. Tempat pemandian dan kolam renang gitu deh. Berhubung cuaca yang tidak mendukung, karena hujan cukup deras. Pak sopir kami membawa kami ke sebuah tempat yang lagi hits di sana. Sebuah restoran tempat ngopi-ngopi cantik. Ada penginapannya juga loh.
Pemandangan siang itu pohon kopi dan pinus berselimut kabut tebal dan rintik hujan. Udara cukup dingin menusuk. Zaki memesan kopi dan mie godhok, sedang saya yang sudah makan di warung makan Candi Gedong Songo memilih pisang goreng keju. Euhm… nikmatnya.



Kurang lebih satu jam di sana, kami kemudian pulang dan kembali ke kota Semarang. Esok harinya kami ke Kota Lama, main-main ke Museum Tiga Dimensi dan mencicipi es krim di Toko Oen yang legendaris. Main-main di Kota Lama akan saya ceritakan di edisi Agustus minggu depan. Oh semoga gak kumat malasnya ya. Hehehehe.