Kulineran di Yogya, Enak, dan Enak Banget

Sisa cuti tahunan yang menyisakan tiga hari kerja ini akhirnya saya habiskan untuk traveling ke Yogya. Jangan ditanya sudah berapa kali ke Yogya. Ayah saya aseli dari Kulon Progo salah satu kabupaten di provinsi istimewa itu. Mungkin Yogya adalah provinsi kedua saya yang saya kunjungi, semenjak saya menghirup nafas di bumi ini.

Meski begitu, Yogya tidak habis-habisnya untuk dijelajahi. Masih banyak tempat cantik yang belum saya kunjungi. Setiap tahunnya, ada saja objek wisata alam baru ataupun sekedar kuliner yang wajib dikunjungi. Yogya, never ending stories banget deh buat saya.

Kulineran di Yogya hukumnya wajib mencicipi hidangan authentic khas Yogya. Mungkin buat sebagian orang, masakan di Yogya itu rasanya manis dan manis banget. Tapi rasa itulah yang paling cocok dengan lidah saya. Maklum, Ibu saya memang sering masak makanan khas Yogya . Seperti Gudeg ceker yang menurut saya gak kalah sama Gudek-nya Yu Djum, sayur brongkos yang semakin sering dihangatkan, rasanya makin enak. Meski hanya dimakan dengan nasi dan kerupuk udang.

Buat yang belum tahu, sayur brongkos itu sayur seperti lodeh, tetapi menggunakan kluwek atau pucung, yang menjadikan warnanya coklat eksotis, kacang kedelai, daging atau tetelan, tempe, tahu, dan melinjo. Gak lupa biasanya akan dimasukkan cengek utuh khas jawa, yang kalo digigit bikin merem melek karena kepedesan tapi membuat nagih. Aduh jadi kangen masakan Ibu.

Berikut kulineran kami di Yogya kemarin :

  1. Burjo Abang2 di Pinggir Jalan Setasiun Tugu
Makan Burjo di Pinggir Jalan dekat Stasiun Tugu
Tukang Burjo dengan Gerobaknya

Burjo adalah singkatan dari bubur kacang hijau. Entah dari kapan, tapi anak-anak Yogya menyebutnya demikian.

Pagi itu kami tiba di setasiun Tugu pas azan Shubuh. Setelah sholat shubuh dan bersih-bersih sedikit, kami keluar dan menunggu jemputan untuk menaruh barang di hotel. Eh, tapi yang jemput bukan orang hotel, melainkan adik ipar saya Nida, yang sedang kuliah di Yogya.

Daripada geret-geret koper lebih jauh, saya memutuskan untuk menunggu sambil duduk di trotoar depan stasiun. Tiba-tiba mata menangkap ada tukang burjo yang sedang mangkal. Godaan perut yang memang minta diisi pun menang. Semangkuk bubur campur ketan hijau dan ketan hitam sukses membuka petualangan kuliner di Yogya.

Rasanya pas, tidak terlalu manis. Harganya semangkuk hanya 4000. Ini baru pembuka yah… belum sarapan sebenarnya.

2. Soto Ayam Lamongan

Soto Ayam Lamongan Depan Hotel Tentrem
Soto Ayam Lamongan

Setelah adik saya menjemput, kami pun menuju destinasi kuliner beikutnya. Zaki mau yang hangat dan segar. Adik saya menawarkan soto Lamongan yang letaknya persis di depan Hotel Tentrem.

Namanya saja soto Lamongan, ya soto ayam biasa dengan isian bihun, kol, suwiran ayam, bubuk koya, dan telur rebus. Sayangnya karena kami datang masih terlalu pagi, ceker ayamnya belum siap. Tetapi, kerupuk dan perkedel cukup enak juga kok. Menurut saya sih, rasanya sama seperti soto lamongan lainnya. Tidak terlalu spesial sekali. Gurih pas, cukup untuk sarapan pagi yang #gaksehattapienak

3. Gudeg Yu Djum

Gudeg Yu Djum
Gudeg dan Sayur Krecek Yu Djum

Siang harinya, kami makan siang di Gudeg Yu Djum saat perjalanan pulang kami dari Goa Pindul dan Pantai Kukup yang terletak di daerah perbatasan Gunung Kidul – Yogya.

Tempatnya bersih, sepertinya belum terlalu lama berdiri. Gudeg yu Djum memang sudah terkenal. Saya memesan satu porsi nasi gudeg tempe tahu bacem yang dihidangkan lengkap dengan sambal krecek. Sementara Zaki ditambah ayam goreng. Cuaca yang cukup panas, segelas air jeruk paling pas saaat itu.

Rasa dan aroma gudeg nya yang khas. Rasa manis dan gurih, diimbangi dengan rasa pedas dari cabe rawit yang pedas dari sambal kerecek. Aroma khas masakan yang di masak dengan kayu bakar dan tungku dari tanah liat mengembalikan ingatan saya dengan masakan buatan almarhumah mbah Putri dulu. Bau asap, bau sangit kata orang Jawa. Tetapi enak, itu khas sekali, tidak ada duanya.

4. Soto Kadipiro 2

Soto Kadipiro 2
Soto Kadipiro dan teman2nya (atiampela, ayam goreng, perkedel, ada kue kelapa gula merah juga0

Jika kemarin kami makan soto khas Lamongan, Soto Kadipiro ini mewakili soto khas Jawa bagian tengah. Pembeda soto ini dengan soto Lamongan adalah kuahnya yang bening, dan isinya bisa bermacam-macam ada ayam kampung, daging sapi, dan jeroannya.

Untuk rasa, memang berbeda. Soto Lamongan rasa bumbunya lebih tebal di lidah, sedngkan soto Kadipiro lebih segar . Isinya lebih simpel, hanya irisan kol rebus, daun bawang, dan bawang goreng. Tidak ada bihun, tauge, dan telur rebus.

5. Jejamuran

Restoran Jejamuran terletak di Jalan Raya Magelang. Letaknya agak terpencil, masuk ke dalam gang. Tapi sangat ramai pengunjungnya. Dari namanya saja sudah jelas, semua hidangan disini terbuat dari jamur.

Malam itu kami memesan sate jamur, tongseng jamur, telor dadar jamur, karedok, dan jamur pedas manis. Semuanya enak, bumbunya sangat terasa.

Di restoran ini kita juga bisa melihat budidaya jamur untuk memenuhi kebutuhan resto tersebut. Area ini banyak dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto.

Selain meneyediakan menu untuk makan di tempat di resto ini juga menyediakan tempat untuk membeli oleh2 khas Yogya dan khas Jejamuran. Jamur kalengan yang telah diolah menjadi berbagai rasa. Seperti rasa gulai, rendang, lodeh, yang siap makan hanya tinggal dihangatkan.

Dari segi harga lumayan mahal, tapi worth it dengan pengalaman yang di dapat untuk bersantap di sini. Keasyikan makan dan ngobrol bareng adik2 gak sempat foto makanannya dan hasil foto di hape gelap. Jadinya kurang oks. Pokoknya makan di sini gak nyesel deh. Enak…

6. Warung SS alias Spesial Sambal

Suka kalap kalo makan di Warung SS :)

Sebenarnya, sekarang tidak perlu jauh-jauh ke Yogya untuk menemukan warung makan yang satu ini. Di Jakarta, Depok, Tangerang, bahkan Bali pun sudah ada cabangnya. Tetapi sepengetahuan saya, warung makan ini berasal dari Yogya, karena pertama kali saya makan di sini di Yogya.

Menyediakan berbagai menu sambal. Seperti sambal teri, sambal bawang, sambal tomat, sambal ati ampela, sambal terong dan masih banyak lagi. Menu sambal super pedasnya cocok untuk teman menu makanan rumahan yang memang khas disajikan. Menu favorit kami, telor dadar gobal gabul, sayur asam, sambal teri dan jamur crispy goreng. Tidak lupa lalapan.

Di setiap sudut Yogya, dengan mudah kita akan menemukan warung SS. Harganya yang pas dengan harga kantong mahasiswa, membuat warung ini tidak pernah sepi pengunjung. Bayangkan makan, berdua dengan menu yang lebih dari cukup ditambah jus wortel dan alpukat hanya sekitar enam puluh ribu rupiah. Puas banget deh.

7. Bakmi Kadin

Mie Rebus, Mie Goreng, dan Es Tape Ketan
Mie Rebus, Mie Goreng, Es Tape Ketan Hijau

Bakmi Kadin, sesuai dengan namanya memang terletak di sebelah kantor perwakilan Kadin Provinsi Yogyakarta. Di seberang Supermarket Superindo. Warung makan ini menjadi tempat yang wajib saya kunjungi jika ke Yogya.

Bakmi Kadin menyajikan menu bakmi khas Jawa. Bakmi rebus, bakmi goreng, nasi goreng, atau magelangan yaitu bakmi goreng yang dipadu dengan mie goreng. Minuman yang khas di sini Es Tape Ketan Hijau.

Bakmi Kadin sudah ada sejak tahun 1947. Bangunannya cukup luas dan khas tempo dulu. Khas nya lagi ada sebuah band yang anggotanya sudah cukup senior yang khusus menghibur pengunjung membawakan lagu-lagu hits sepanjang masa baik lagu berbahasa Indonesia ataupun berbahasa Inggris. Anggota band nya eyang-eyang gitu lho.

Di dalam ruangan berukuran luas kurang lebih 500 m2 itu, ada 5 buah gerobak yang siap untuk memasak. Restoran ini juga selalu ramai. Semakin malam, semakin ramai.

8. Susu Murni

Angkringan Susu Murni Yogya
Nyobain tongkrongan hitz anak gaul Yogya (Angkringan Susu Murni dan Pisang Bakar) depan Hotel 101 Tugu

Entah sejak kapan dipinggiran jalan kota Yogya mulai menjamur tempat nongkrong yang menjual susu murni. Susu murni yang disajikan berbagai rasa. Strawberry, coklat, dan mocha. Bisa hangat bisa dingin. Selain susu murni basanya penjual juga menyajikan makanan kecil pendampingnya seperti roti bakar dan pisang bakar berbagai rasa dan topping.

Harganya murah meriah. Yogya memang kota untuk pelajar. Pas di mulut pas di kantong.

9. Warung Bu Eni

Rumah Makan Bu Eni depan Hotel Pop Yogya
Menu Rumahan di Rumah Makan Bu Eni yang harganya gak rumahan :))

Awalnya kenapa kami memilih warung makan Bu Eni adalah letaknya yang berada persis di seberang hotel kami menginap. Hotel Pop di Jalan Sangaji.

Meski namanya warung, tapi luasnya cukup besar dan bagus. Makanan yang disajikan menu rumahan dengan pilihan yang cukup lengkap. Dari sayur bayam hingga sayur lodeh. Dari tempe goreng hingga pepes ada disini. Selain itu, berbagai minuman jus dan berbagai es campur dengan berbagai macam isi.

Setelah pengunjung memilih makanannya, dan berujung dengan kasir untuk menghitung harga makanan yang dipilih. Tetapi untuk namanya yang warung dan di Yogya, menurut saya harga di warung ini cukup mahal. Menurut saya yah. Makan berdua dengan menu rumahan menghabiskan hampir seratus ribu rupiah. Padahal kami tidak merasa terlalu kenyang waktu itu. Hehehehe… Tapi ya sudahlah, namanya juga nyobain.

10. Kali Milk

Kali Milk Yogya
Matcha Milk, Grape milk, dan Risol Mayo Kali Milk

Restoran kekinian adalah image saya ketika mengunjungi restoran ini. Khas anak masa kini. Bangunannya terdiri dari dua lantai, dinding kayu, dan alunan musik yang lagi hitz selalu menemani pengunjung yang didominasi kalangan pelajar dan mahasiswa. Resto ini terletak di daerah yang cukup strategis dijangkau mahasiswa. Jakal atau Jalan Raya Kaliurang. Tidak jauh dari kampus UGM, UII, dan beberapa universitas swasta di Yogya.

Ciri khas resto ini memang menyajikan menu susu dengan berbagai rasa sperti rasa hitz matcha, dan buah-buahan. Makanan pendampingnya ala barat seperti risol mayo, aneka pasta hingga fish n chips ada.

Harganya jangan dibandingkan dengan kios susu pinggir jalan ya. Jauh beda. Harganya sama dengan resto sejenis di Jakarta. Selain disajikan dalam gelas yang cukup besar, suasana juga dijual di sini. Suasana ala cafe di bilangan Kemang dan Tebat yang tempatnya cukup instagramable buat selfie dan menunjukkan keeksisan anak gaul masa kini.

11. De Sushi

De Susi Yogya PicMonkey Collage
Sushi Tuna, Omurice, Salmon Steak di Resto De’Susi Yogya

Dari namanya saja sudah bisa dipastikan kalau resto yang terletak di Jalan Raya Kaliurang ini menyajikan makanan khas negeri sakura Sushi. Selain sushi di resto ini juga menyajikan makanan khas Jepang lainnya seperti; ramen, dan ada juga steak salmon.

Sushi yang disajikan disini tentunya sudah disesuaikan dengan lidah Indonesia, soalnya yang punya orang aseli Makasar. Mereka sudah mempunyai beberapa cabang di kota-kota besar Indonesia. Sayangnya di Jakarta belum ada.

Kalau dari segi harga, untuk kantong mahasiswa emang agak mahal. Tapi sesekali bolehlah. Suasananya yang cozy memang unggulan dari resto ini, ditambah dengan alunan lagu2 akustik yang diputar. Makan di sini hampir 200 rb, terus dapat voucher 50 rb 3 lembar, ya rejekinya adik saya deh.

Ps : kalau mau nulis tentang kuliner, pastikan di rumah ada makanan yah, soalnya bikin laper dan baper banget membayangkan makanan. Ditambah di luar hujan. Adanya cuma ubi rebus. Lumayanlah. Daripada-daripada, mendingan-mendingan kan?